Rabu, 20 April 2011

Ulat Bulu di Jakarta Barat Bukan Wabah



Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi Jakarta, Ipih Ruyani, menyatakan bahwa keberadaan ribuan ulat bulu di Tanjung Duren, Jakarta Barat, belum termasuk wabah sebagaimana yang terjadi di Probolinggo, Jawa Timur.

“Karena [di Jakarta] masih sangat ringan. Berbeda sekali dengan daerah lain,” kata Ipih Ruyani, Jumat, 15 April 2011.

Kendati demikian, Ipih menambahkan, pemerintah tetap akan melakukan kerja sama dengan provinsi lain untuk mengantisipasi penyebaran ulat bulu. Apalagi, Ipih melanjutkan, penyebarluasan wabah bisa terjadi melalui tiupan angin atau dibawa oleh kupu-kupu dalam radius sekitar satu kilometer.

Ipih menambahkan pemerintah juga telah membuat Brigade Proteksi Tanaman (BPT) untuk turun ke lapangan memantau lokasi dan menangani ulat bulu setiap dua pekan sekali.

Tim tersebut akan memantau ulat bulu dan hama lainya di semua jenis tanaman sedini mungkin. Saat ini Brigade Proteksi Tanaman bergerak terus di semua wilayah. Begitu ditemukan ulat bulu, mereka akan langsung turun ke lapangan untuk melihat tindakan apa yang diperlukan dalam menangani masalah itu.

Meski jumlah tim ini tergolong sedikit, yaitu tiga orang dalam satu wilayah, atau totalnya 18 orang dalam Brigade Proteksi Tanaman, mereka mendapatkan bantuan dengan berkoordinasi dengan suku dinas di wilayah serta kepala seksi kecamatan.

Muanis, salah satu peneliti di Laboratium Hama Penyakit Balai Proteksi Tanaman, Jakarta, menyatakan telah berhasil mengidentifikasi golongan ulat bulu di Tanjung Duren itu. Yakni, golongan ulat bulu famili Lymantriidae.

Namun, ia belum dapat mengidentifikasi spesies ulat itu. Kemungkinan, katanya, baru dapat diketahui paling lambat awal Mei 2011.

“Untuk mengetahui sampai ke tingkat spesiesnya kami butuh waktu. Saat ini masih pemeriksaan dulu. Karena kami mesti melihat detail-detail dari proses perkembangan ulat itu,” kata Muanis.

0 komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...