Ilmuwan Badan Antariksa AS (NASA) berhasil menangkap citra terbaik aktivitas bintik matahari dalam jarak dekat. Pada gambar bergerak itu nampak gas-gas berkekuatan luar biasa menciptakan bintik matahari raksasa.
Percaya atau tidak, gambar ini diambil ketika aktivitas di permukaan Matahari relatif tenang. Tak hanya terpusat di satu spot, bintik matahari bergerak di seluruh permukaan.
Area yang mengeluarkan cahaya terang dekat horison dinamakan AR 9169, yakni sekelompok bintik matahari dari siklus terakhir.
Daerah yang terlihat gelap dan dingin diestimasi mencatat temperatur hingga ribuan derajat Celcius. Sedangkan gas bersinar yang terang di sekitar bintik matahari memiliki suhu lebih dari satu juta derajat Celcius.
Suhu yang tinggi di matahari sampai sekarang masih menjadi misteri. Selama ini, dugaan terkuat adalah disebabkan oleh perubahan putaran medan magnet yang sangat cepat yang membuat plasma surya.
Citra di bawah ini tertangkap pertama kali oleh satelit Transition Region and Coronal Explorer milik NASA.
Seperti diketahui, 1 Maret silam, letusan bintik matahari sempat kacaukan frekuensi radio telekomunikasi di Bumi. Dan, kemungkinan gangguan itu tidak berhenti di situ.
Ancaman terhadap Bumi akan meningkat tahun ini karena matahari tengah memasuki masa paling aktif dalam siklus alaminya selama 11-12 tahun terakhir. Terakhir kali, aktivitas matahari terbesar terjadi pada tahun 2001.
Ketika itu, sekitar bulan Februari, dunia terkena dampak ledakan bintik matahari. Letusan yang disinyalir terkuat dalam 5 tahun terakhir itu mengirimkan arus plasma yang mengarah ke Bumi dengan kecepatan 580 mil per detik.
Dikutip dari Daily Mail, Selasa 12 April 2011, badai itu menciptakan citra aurora yang spektakuler dan berhasil mengganggu komunikasi radio di Bumi.
Badai ini bukan sesuatu yang baru. Letusan bintik matahari terbesar justru tercatat oleh astronom Inggris, Richard Carrington, pada tahun 1859.
0 komentar:
Posting Komentar